RATAHAN–Kisruh di camp PT Bangkit Limpoga Jaya (BLJ) Ratatotok, berbuntut. Marthen Wowor selaku Chief Security perusahaan, tak menerima dirinya disebut provokator.
Sebaliknya, dirinya yang telah mengabdi sekira 11 tahun di perusahaan tambang emas itu, melaporkan kejadian penganiayaan oleh pimpinannya kepada pihak polisi.
Awalnya, Wowor melaporkan hal ini kepada pihak Polda Sulut. Selanjutnya, laporan di disposisi ke Polres Mitra karena lokasi kejadian berada di wilayah hukum Polres Mitra.
Wowor pun menerima panggilan Polres Mitra untuk dimintai keterangannya, Kamis (2/3/2023), Wowor mengaku kalau dirinya tak menduga perlakuan pimpinan baru, oknum Dirut PT BLJ, terhadap dirinya.
Wowor menceritakan kronologi kejadian yang berujung pada suara tembakan pistol dan adanya pengrusakan oleh warga, di camp BLJ dengan manajemen yang baru sekira 8 bulanan. Awalnya, dirinya sedang ada pertemuan kelompok tani di Jalan Baru, kemudian dirinya ditelpon berulang kali oleh orang perusahaan.
Sekira pukul 19.30 malam dirinya menuju camp. Sesampainya disana, belum sempat ke lokasi kejadian, langsung dijemput oknum Dirut. Dirinya yang tak tahu menahu langsung naik bersama oknum.
Usut punya usut ternyata mereka pergi ke Kantor Polsek Ratatotok untuk menyelesaikan salah satu masalah. Usai dengan itu sekira sejam kemudian, dari Mapolsek dirinya diajak oknum Dirut menuju camp, ke lokasi kejadian, meski dirinya terasa berat meninggalkan pertemuan kelompok tani.
Menurut informasi yang diterimanya, ternyata disana acara makan minum sudah berlangsung sejak sore hari. Dalam acara minum santai bersama Dirut duduk berhadapan meja dengan Wowor serta beberapa karyawan lainnya.
Tos botol dilakukan oknum Dirut bersama Wowor, yang mau tak mau harus dilayani karena dirinya sebagai seorang pimpinan. Namun pada tos botol yang ketiga, oknum Dirut membalikan botol kemudian mengayunkannya ke arah Wowor, yang tak menduga hal itu.
Akibatnya, jari telunjuk kanan harus bengkak dan pendarahan. Wowor yang tak terima perlakuan sang Dirut yang kemudian berniat membalas. Namun tak disangka oknum Dirut langsung mengeluarkan senjata api, pistol, serta mengeluarkan kata-kata kalau dirinya hanya mengetes Wowor.
Tak ayal, kesal dengan perlakuan bos, Wowor pun membanting botol yang dipegangnya di meja. Sempat bersih tegang, Wowor kemudian beranjak menelepon salah satu anaknya dengan maksud membawa dirinya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Sang anak yang datang dan melihat darah pada tubuh sang ayah, langsung memberondonginya dengan pertanyaan. Tak menunggu lama, emosi sang anak pun naik dan sempat menghancurkan dua kaca jendela salah satu rumah peristirahatan dengan sekop.
Informasi kejadian tersebut diduga dilakukan salah satu karyawan BLJ yang tampaknya mengundang respon warga, datang ke camp. Selanjutnya, pihak keluarga Wowor melaporkan hal ini kepad pihak polisi.
“Jadi saya menolak keras disebut sebagai provokator. Masakan saya mau merusak hubungan kerja dengan BLJ setelah 11 tahun?” ucap Wowor.
Dia bahkan menyebut kalau dirinya belum sempat menerima upahnya selang 9 bulan lamanya. Semasa Covid 7 bulan dan 2 bulan sejak manajemen baru BLJ.
“Jujur saja kalau mau cari masalah sudah lama, tapi itu kan berdosa,” tukasnya mengaku sangat segan dengan pimpinan lama maupun yang baru.
“Saya juga berterima kasih kepada respon Pak Kapolres Mitra yang langsung menanggapi disposisi laporan dari pihak Polda,” sambungnya.
Sementara itu, Kapolres Mitra AKBP Feri Sitorus S.I.K, MH ketika dikonfirmasi, menyampaikan, pihak Polres Mitra akan menindaklanjuti laporan Marthen Wowor di Polda Sulut yang saat ini sudah dilimpahkan ke Polres Mitra.
“Ya kami (Polres Mitra) akan dalami laporan dari pelapor di Polda Sulut yang sudah di limpahkan di Polres Mitra dengan melengkapi pemeriksaan pemeriksaan saksi-saki,”pungkas Kapolres.(skr)