Antisipasi Stunting Diusia Dini, Dinkes Bitung Gelar Posyandu Remaja
BITUNG – Dinas Kesehatan Bitung patut diapresiasi dalam penanganan stunting di kota Bitung.Pasalnya dibuktikan dengan kesiapan Dinkes melakukan kegiatan posyandu remaja yang dilakukan disetiap kelurahan.
“Posyandu bagi remaja ini sudah berjalan di 4 puskesmas. Dari 9 puskesmas yang ada di kota Bitung. Ini wajib dilaksanakan di semua puskesmas,” kata Kabid Kesmas, dr. Nancy Kewas, Senin (06/03/2023).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dr.Nancy Kewas mengatakan, jangka pendek mendeteksi status kesehatan remaja saat itu, intervensi jika ada rematri anemia, mengetahui indeks massa tubuh (IMT) sehingga diberikan penyuluhan jika ada yg berat badan (BB) lebih atau kurang.
Lanjut kata dr Nancy, untuk jangka panjang, mempersiapkan remaja putri khususnya supaya tidak anemia sehingga saat dewasa dan siap menikah tidak anemia, mengetahui status gizi rematri khususnya jika ada indikasi Kurang Energi Kronik untuk diintervensi serta memperkenalkan rematri tentang kesehatan reproduksi.
“Tujuannya adalah mencegah kelahiran anak stunting karena ibu anemia atau KEK, dan mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi dan untuk kesehatan alat-lat reproduksi,” ujarnya.
dr.Nancy Kewas pun berharap kepada para orang tua yang mempunyai anak-anak remaja untuk mengikuti posyandu remaja yang dilaksanakan di setiap kelurahan.
“Harapan kami dari Dinas Kesehatan agar anak-anak usia remaja untuk dapat mengikuti program ini, sehingga mereka pun dapat dibekali tentang informasi yang dapat memberi manfaat bagi mereka,”pungkasnya.
Sementara Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Saul Tindangen menambahkan, untuk program Posyandu Remaja Ceria dilakukan wajib ditiap kelurahan dan pelaksana adalah 9 puskesmas.
Hal ini penting untuk Screeening Status Gizi (Tumbang Anak Remaja) dan perhitungan IMT, pemeriksaan GDs dan darah HB, pemberian tablet Fe untuk Rematri, pemeriksaan Kesehatan oleh Dokter, senam sehat, serta simulasi makan buah (GERMAS).
“Pencegahan stunting dari 1000 hari pertama kehidupan dari kehamilan sampai usia 2 tahun,” ujar Tindangen.
Sementara manfaat dari kegiatan ini yakni memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan, membekali remaja ketrampilan hidup sehat, sarana sosialisasi remaja dan kesehatan para remaja akan terpantau terus.
“Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap bulan,” tutup Tindangen.