Menghayati Jumat Agung, Jemaat GMIM Kharisma Buha Khusyuk Ikuti Perjamuan Kudus
MANADO-Jemaat GMIM Kharisma Buha mengikuti ibadah Perjamuan Kudus dalam peringatan Jumat Agung, 7 April 2023.
Ibadah yang terlaksana secara khusyuk tersebut dipimpin oleh Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) GMIM Kharisma Buha Pdt Teddy Tiwang MTh.
Sebelum Perjamuan Kudus, jemaat dibekali perenungan Firman Tuhan sesuai MTPJ dalam Kitab Yohanes 19:38-42 dengan tema ‘Tersalib Di Antara Dua Penyamun’.
Jumat Agung adalah hari kasih sayang sejati bagi orang percaya atau orang Kristen.
Dikatakan hari kasih sayang yang sejati, karena tidak ada peristiwa yang sehebat, penuh cinta tanpa pamrih, seperti kematian-Nya bahkan rela mati untuk keselamatan semua umat manusia.
Itulah pengorbanan Tuhan Yesus Kristus, peristiwa sungguh dahsyat, karena sangat sayang kepada kita, pengorbanan yang sempurna atau cinta yang tulus.
Patutlah kita menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan kita Yesus Kristus karena kita telah menjalani penghayatan minggu-minggu sengsara-Nya, selama enam minggu.
Tibalah kita pada hari ini, Jumat Agung untuk memperingati puncak penderitaan dan sengsara Yesus Kristus yang mati disalibkan, di Golgota.
Perjalanan-Nya sampai ke puncak Golgota adalah perjalanan yang sangat berat (Via-dolorosa). Tetapi Ia harus melakukan dan menyerahkan diri, mati karena dosa manusia.
Ia bersama dengan dua orang penjahat di sebelah kiri dan kanan, salah seorang di antara mereka selamat karena mengakui kekurangan dirinya sendiri dan mengakui bahwa Yesus Kristus tidak bersalah.
Injil Yohanes 19:38-42, menceritakan bagaimana Tuhan Yesus Kristus dikuburkan. Ada dua orang yang mengambil bagian dalam penguburan ini yaitu, Yusuf orang Arimatea dan Nikodemus.
Yusuf Arimatea adalah seorang Majelis Imam Besar dan orang terpandang serta kaya raya. Dan Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi sekaligus duta besar.
Mereka berdua mengetahui bahwa Yesus Kristus tidak bersalah, makanya mereka melakukan tindakan yang terpuji, dengan berani bertindak dengan tidak peduli risiko yang akan dialami ketika menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus Kristus untuk dikuburkan.
Syukurlah Pilatus meluluskan permohonan-Nya. Jika orang lain, bukan Yusuf orang Arimatea yang meminta mayat Yesus Kristus, mungkin saja tidak dikabulkan Pilatus dan mayat-Nya tetap tergantung di kayu salib.
Namun dua orang ini dipakai Tuhan Allah untuk proses penguburan Yesus Kristus secara terhormat. Ini adalah perwujudan dari rasa simpati atas penderitaan dan kematian Yesus Kristus yang seharusnya tidak alami-Nya.
Dengan mempersiapkan penguburan, mencari tempat kubur, yang bukan hanya layak, tetapi yang terbaik karena tempat kubur itu kosong, belum pernah ada yang dikuburkan di situ.
Bahkan membaluri tubuh Yesus Kristus dengan minyak gaharu yang terbaik yang mahal. Dan jumlahnya yang tidak sedikit, sebab berat lima puluh kati.
Kain yang mengapani Yesus Kristus juga adalah kain terbaik, yakni kain lenan. Hal ini menjelaskan bahwa penguburan Tuhan Yesus Kristus dipersiapkan dengan yang terbaik karena Dia tidak bersalah.(red)