Advertisement
Sulut

Pdt Roy: Jangan Berhenti Bersaksi, Usul Gelar Lomba Bikin Kukis Cucur

MANADO-Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) berlangsung di Gereja GMIM Eben Haezer Kombos, Manado Wawonasa Kombos (Mawakom), Kamis (8/6) malam. Kebaktian Penyegaran Iman ini digelar dalam rangka HUT ke-192 Pekabaran Injil di Minahasa dan Pendidikan Kristen GMIM yang dihadiri ratusan jemaat GMIM Eben Haezer Kombos dipimpin Pdt Roy D Tamaweol Th.M. Injil masuk di Minahasa dibawa oleh dua orang misionaris asal Jerman yaitu Johann Friedrich Riedel dan Johann Göttlieb Schwarz. Pembacaan Alkitab dari kitab Perjanjian Lama Kejadian 8: 18-22 dengan judul Air Bah Surut. Ibadah yang dipandu Pdt Amelia Maringka S.Th itu diawali kidung pujian rohani berjudul Mulia. Kidung pujian rohani lainnya yakni Bersukacita Dalam Tuhan, Tuhan Yesus Baik, Allah Hadir Bagi Kita, Ujilah Aku Tuhan, Sejauh  Timur Dari Barat, Tuhan Kau Gembala Yang Baik, Hormat Bagi Allah Bapa, Kami Memuji Kebesaran Mu, dan Bukti Kebesaran Mu. Pdt Dr Roy D Tamaweol Th.M dalam khotbahnya  mengisahkan kembali perjalanan Johann Friedrich Riedel dan Johann Göttlieb Schwarz dalam memberitakan Injil ke Indonesia melalui Ambon dan sempat belajar bahasa Melayu di sana. Kemudian, tiba di Kema. Pada 12 Juni Tahun 1831 Riedel dan Schwarz tiba di tanah Minahasa. Riedel ditugaskan untuk melayani jemaat di Tondano dan sekitarnya. Sedangkan Schwarz melayani jemaat di Langowan dan sekitarnya. “Dalam hidup ini ada award (penghargaan) dan ada punishment (hukuman/sanksi). Demikian juga dengan Nuh, Nuh tetap setia kepada Tuhan meski di olok-olok saat sedang membuat bahtera. Akhirnya Nuh dan keluarganya diselamatkan Tuhan dari air bah. Riedel dan Schwarz juga setia melayani Tuhan. Dan kita semua tetap semangat dan jangan berhenti bersaksi karena bersaksi juga gaya hidup,” kata Pdt Roy. Dosen Fakultas Theologi Univesitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) mengatakan, hingga saat ini masih ada pengaruh bahasa Belanda di masyarakat dan jemaat. Seperti kata verlag (penutup meja), hoek (sudut), fork (garpu), lepel (sendok), plein ( lapangan), straat (jalan), kakus (toilet), dan cookies/kukis (kue). Dikatakan Pdt Roy, para misionaris tak hanya memberitakan Injil namun juga mengajari cara membuat teh dan table manner. Table manner adalah tata cara makan yang mengatur cara duduk, cara penggunaan peralatan makan, dan etika saat makan. Di beberapa bagian khotbahnya Pdt Roy berbicara dengan gaya humor dalam bahasa Manado dan Sangihe. Sontak, ratusan jemaat yang mengikuti Kebaktian Penyegaran Iman tersebut tak kuasa menahan tawa. Disela menyampaikan khotbahnya, Pdt Roy mengusulkan untuk menggelar salah satu kegiatan kepada panitia Hari-Hari Raya Gerejawi (HRG) jemaat GMIM Eben Haezer Kombos. “Kukis cucur simbol keindahan. Dan cucur adalah kukis pekabaran Injil. Coba panitia HRG Eben Haezer Kombos beking lomba bikin kukis cucur dengan 32 renda pada tanggal 12 Juni,” ujar Pdt Roy. Diakhir khotbahnya, Pdt Roy mengingatkan jemaat akan pentingnya pendidikan dalam keluarga. “Didiklah anak dengan baik. Pendidikan utama anak dimulai dari orang tua dan keluarga. Pendidikan tak hanya Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) saja, tapi anak juga harus memikiki Imtaq (iman dan taqwa),” kata Pdt Roy mengakhiri khotbahnya. Sebelum ibadah berakhir Ketua Pria Kaum Bapa (PKB) sekaligus Ketua Panitia HRG Jemaat GMIM Eben Haezer Kombos Pnt Jacob Umar menyampaikan ucapan terima kasih. Hadir di Kebaktian Penyegaran Iman ini Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) GMIM Eben Haezer Kombos Pdt Cherlie J Pangau S.Th, Pdt Edger Runtulalo S.Th, Guru Agama Welmin Londa-Rompah, Yarley Muskitta, dan Ketua Tim Kerja Pembangunan Gedung Pastori 2 Jemaat GMIM Eben Haezer Kombos Dkn Yudi Sahabati.(axm)

 

Bagaimana Pendapatmu?

Back to top button