Wanita Hebat Dipusaran Bisnis Manado

Familiar. Kesan itu terlihat pada profil seorang wanita bernama Amelia Tungka. Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Benny Tungka (Alm) dan Luciana ini memegang peran sentral dalam manajemen Mega Mas dengan menjadi Direktur PT Mega Jasa Kelola. Smart, murah senyum adalah performa ibu satu putra bernama Richard ini. Ada banyak hal yang diungkap penggemar diving dan peduli lingkungan ini juga Ketua Persatuan Wanita Olahraga Indonesia (Perwosi) Sulawesi Utara. Berikut petikan wawancara dengan Amelia di kantornya, Kamis (10/8/2023).
T (pers) : Bagaimana manajemen menyikapi kondisi ekonomi saat ini terkait dengan Mega Mas yang tetap eksis.
J (Amelia): Terima kasih, keuntungan kami juga karena berada di kawasan bisnis Manado. Memang sempat guncang karena Covid 19 namun secara nasional apalagi Sulut mulai membaik meski belum 100 persen. Kiat-kiat kami adalah pada pelayanan terbaik kepada customer. Terutama tenant-tenant nasional yang mengembangkan sayapnya di Indonesia Timur kami bersyukur memilih Mega Mas.
T: Terkait kehadiran tenant-tenant nasional ini apa yang kira-kira dalam pemikiran manajemen ?
J: Sejak awal, oleh ayah saya, konsep kami “one stop shopping”. Selain pusat bisnis, disini juga kuliner dari tradisional, nasional bahkan internasional. Apalagi lahan 36 hektare sangat penting dan dibutuhkan tenant-tenant nasional. Sebab saat pengunjung datang berbelanja, bertransaksi, parkir tersedia dan membuat nyaman.
T: Dengan luas 36 hektare prosentase hutan kota di kawasan ini pengelolaannya bagaimana ibu?
J: Untuk hutan kota sepenuhnya dikelola Pemkot Manado. Bahkan disini ada KONI Manado dan Dinas Pariwisata.
T: Areal Mega Mas juga dikenal jadi arena untuk lari pagi masyarakat. Apa pendapat ibu?
J: Tiap Sabtu dan Minggu kami berlakukan Car Free Day seperti layaknya Sudirman dan Thamrin di Jakarta. Jadi keluarga yang ingin berolahraga pagi dipastikan aman.
T: Inovasi apa lagi yang akan dihadikan manajemen untuk memperkuat posisi Mega Mas sebagai satu raksasa bisnis di Manado?
J: Pelayanan prima memang harus. Untuk tenant-tenant dan juga bagi customer. Bukan hanya sebatas bisnis saja namun manajemen memperhatikan sampai soal kelistrikan, ketersediaan air. Juga yang penting soal kebersihan makanya ada manajemen sendiri yang mengaturnya.
T: Bagaimana untuk pengelolaan limbah apakah menemui masalah?
J: Untuk soal ini tetap sangat diperhatikan serius dan sampai saat ini tidak ada masalah. Kami juga tengah mengembangkan daur ulang agar limbah atau sampah bisa bermanfaat.
T: Menghadapi tahun politik 2024 kawasan ini juga acap dipakai kegiatan parpol, dan juga banyak kegiatan lain. Apakah berdampak juga dari sisi bisnis pengelola?
J: Baik pemerintah kota, provinsi maupun pusat sering memakai lahan ini dan juga yang sifatnya religius itu kami nilai positif. Partai juga dan juga cabang olahraga bagi kami oke-oke saja sejauh keamanan diperhatikan juga kebersihannya.
T: Apa yang menjadikan ibu dan staf sangat luar biasa mengelola bisnis sebesar kawasan Mega Mas ini ?
J: Semua itu adalah dari ayah saya. Usia 3 tahun saya sudah diajak-ajak bapak ke proyek semasa masih di Makassar. Pengenalan sejak kecil begitu juga dengan kakak saya Tatsani dan adik saya Marini. Meski kami perempuan semua ayah berharap bisa meneruskan apa yang ayah buat. Saya dan kakak saya ketika krisis moneter 1998, saat kuliah di Australia pulang ikut bersama bapak untuk menjalankan Mega Mas ini. Bapak sempat bilang, ” tidak apa-apa pulang dan tidak kuliah lagi. Apa tidak malu ? ,” Kami bilang kenapa harus malu karena kami juga sebagai anak harus mendampingi ayah dalam menjalankan pengelolaan disini. Syukur semua terlewati dan ayah bersama ibu adalah panutan orang tua hebat kami. Kami bertiga kakak adik punya tanggungjawab dan tugas masing-masing dalam menjalankan manajemen Mega Mas.
(ram makagiansar)