Advertisement
Nasional

BPJS Manado dan Kimia Farma Diduga ‘Main Mata’, Pasien Peserta Dialihkan ke Klinik Kimia Farma Tertentu Keruk Keuntungan !

MANADO – BPJS Manado lagi disorot. Pemicunya, instansi tersebut diduga melakukan praktik kotor dengan mengalihkan lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau klinik pasien peserta tanpa sepengetahuan pasien dan dokter keluarga.
Hal itu terungkap setelah ada beberapa pasien mempertanyakan alasan kepindahan lokasi pemeriksaan dokter atau klinik dan juga tempat mengambilan obat kronis, apotek.
” Kami kaget karena nama kami sudah tidak terdaftar di klinik dan dokter keluarga yang biasa kami kunjungi, obat pun harus di apotek lain,” kata sejumlah pasien yang minta identitas mereka disimpan.
Anehnya, sebuah sumber mengungkapkan bahwa hampir rata-rata pasien yang dipindahkan ke Klinik Kimia Farma Wanea.
Awalnya, menurut sumber dimaksud, peserta BPJS nya sekitar 1700-an pada Agustus 2023, namun belakangan pada bulan Oktober 2023 telah menjadi 4000-an lebih.
” Fantastik kenaikannya,” kata sumber yang meminta namanya di simpan.
Padahal, ungkap dia, untuk menambah peserta sangat sulit sekali tapi bisa naik tajam pada FKTP tersebut.
Kimia Farma sendiri diketahui ada tiga pimpinan dengan bagian masing-masing bertanggungjawab.
Yakni, Kimia Farma apotek mengurusi apotek, Kimia Farma diagnostik mengurusi Klinik dan Laboratorium, Kimia Farma PBF mengurusi pendistribusian Obat-obatan.
” Asumsi kami ada pendekatan pimpinan KFD dengan pimpinan BPJS Kesehatan tapi di sini atau dari atas kami tidak tahu,” ketus sumber itu.
Pemerhati masalah sosial kemasyarakatan Terry Umboh melihat bahwa pasien peserta BPJS jadi korban permainan oknum yang terkait dengan data kepesertaan pasien. Dokter BPJS juga, dalam hal ini otomatis ikut jadi korban sebab secara emosional mereka selama ini yang menangani pasiennya justru dihadapkan dengan problem ini.
“Jelas mereka (dokter BPJS, red) yang tahu kondisi psikologis dan lama mengenal pasien yang dipindahkan,” kata dia.
Sumber tadi melanjutkan, pemindahan pasien itu bisa berakibat fatal.
” Masalahnya, ke dokter baru, riwayat penyakit dan riwayat kesehatannya harus lagi di cari tahu. Padahal, hampir semua pasien prolanis , karena sudah berusia lanjut,” sebut sumber tersebut.
Kepala BPJS Kesehatan Manado drg Betsy Roeroe sudah dihubungi radarmanadoonline.com namun pesan pendek belum dibaca. (ram)

Bagaimana Pendapatmu?

Back to top button