Sulut

Tetap Dukung Penegakkan Hukum, Sonder Gelar Doa Penguatan untuk Pimpinan Sinode GMIM


Ketua BPMW Sonder Pdt Indrie Mandang Mth bersama bapak Hanny Aruperes

SONDER – radarmanadoonline.com- Sinode GMIM yang tengah diuji menyusul terperiksanya Ketua BPMS Pdt DR. H.Arina Sth, Mth. di Polda Sulut menjadi keprihatinan sendiri warga GMIM.
Karenanya ada rencana doa bersama seperti yang diagendakan wilayah Sonder.
Wilayah pelayanan Sonder meliputi 6 jemaat masing-masing GMIM Mahanaim Sawangan, GMIM Sion Rambunan, GMIM Imanuel Sendangan, GMIM Syaloom Kolongan Atas, GMIM Jerusalem Kolongan Atas dan GMIM Imanuel Sendangan.
Ketua BPMW Sonder Pdt Indrie Aruperes-Mandang Mth menyebut bahwa doa bersama ini disepakati pada rapat Badan Pekerja Majelis Wilayah Sonder baru-baru ini di jemaat Imanuel Leilem.
” Intinya ini adalah doa warga jemaat di wilayah Sonder seberapapun yang terkumpul untuk memberi topangan moril kepada pimpinan Sinode agar tetap kuat menjalani proses di Polda,” kata Pdt Indrie yang juga ketua BPMJ Syaloom Kolongan Atas.
Diketahui, Arina bersama Pdt Dr A.O Supit Mth mantan ketua Sinode menjalani pemeriksaan di bagian tindak pidana tertentu (Tipidter) di Polda Sulut. Arina sendiri sekira 5 jam dalam pemeriksaan dimaksud.
Hal ini berbeda dengan terperiksanya sejumlah pejabat Pemprov mulai dari Pjs Wali Kota Manado Clay Dondokambey SSTP, Msi dalam kapasitas semasa menjabat Kepala Bagian Keuangan dan Aset Daerah Pemprov dan Sekprov Steve Kepel di unit Tipidkor yang mengarah soal dana hibah GMIM senilai 16 miliar.
Namun Kabid Humas Polda Sulut Kombes Michael Tamsil memastikan bahwa Arina dan Supit terkait keberadaan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen GMIM dan A.Z.R Wenas yang ada keterkaitan dengan UKI Tomohon.
Lepas dari itu wilayah Sonder
bukan berarti melakukan keberatan atas penindakan hukum oleh Polda. Tetap menghormati proses hukum.
” Namun, ini sebagai bagian untuk menberi dukungan moril agar pimpinan Sinode tetap tegar dan kuat,” kata Pdt Indrie.
Agenda ini aka dilakukan Senin (4/11/2024) pukul 20.00 Wita dimana jemaat yang berkenan hadir bisa memakai baju dan kemeja putih serta membawa lilin.
” Tidak di dalam gereja. Kami hanya di luar atau di jalan depan gereja GMIM Syaloom Kolongan Atas. Jadi perlu ditegaskan tidak ada orasi berbau politik dan lain-lain hanya datang berkumpul berdoa pun masing-masing tidak diarahkan,” kata dia. (ram)

Bagaimana Pendapatmu?

Back to top button