Ibadah Syukur Kesuksesan Siswa SD-SMP Kristen Eben Haezer 1 Manado di SEAMO X 2025 di Malaysia

MANADO, Radarmanadoonline.com – Pencapaian luar biasa diraih siswa SMP Kristen Eben Haezer 1 Manado dan SD Kristen Eben Haezer 1 Manado di awal 2025 ini. Prestasi spektakuler diraih 6 siswa di olimpiade matematika tingkat internasional, SEAMO X (Southeast Asian Mathematics Olympiad) 2025, di Kuala Lumpur, Malaysia.
Keenam siswa itu yakni:
- Robert Olivier Liester, SMP Kristen Eben Haezer 1 Manado kelas 7, meraih Gold Medal (medali emas).
- Priskha Ramba, SMP Kristen Eben Haezer 1 kelas 7, meraih Bronze Medal.
- Ian Jayadi Rares, SMP Kristen Eben Haezer 1 kelas 9, meraih Merit Medal.
- William Voges, SMP Kristen Eben Haezer 1 kelas 7, meraih Merit Medal.
- Vanesa Lumintang, SMP Kristen Eben Haezer 1 kelas 7, meraih Merit Medal.
- Ecclesiastes Arthur Sondakh, SD Kristen Eben Haezer 1 kelas 1, meraih Merit Medal.

Terkait keberhasilan para siswa dalam mengharumkan Indonesia di SEAMO X, di Kuala Lumpur, Malaysia, pihak Yayasan Eben Haezer Manado menggelar ibadah syukur. Ibadah syukur dengan khadim Ev. Nathalia Christin Tampang, S.Th, berlangsung di Lantai 2 Restoran Royal Phoenix, Kawasan Megamas, Jumat (24/1/2025) sore.
Ibadah syukur diawali dengan melantunkan kidung pujian rohani berjudul Soraklah Haleluyah dan FirmanMu Pelita Bagi Kakiku. Doa pembukaan dibawakan oleh Elisabeth Tangkudung, S.Pd., M.M. Pembacaan Alkitab diambil dari Kitab Perjanjian Baru, Roma 11:33-36. Dalam khotbahnya, Ev. Nathalia Christin Tampang, S.Th, mengatakan, di tengah momen penuh kebahagiaan dan kebanggaan ini, surat Paulus jadi pengingat buat kita semua kepada siapa pencapaian itu kita serahkan.
“Paulus mengatakan, sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia kepada Dia; bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Paulus di sini menuliskan segala sesuatu adalah milik Tuhan, maka seisi dunia ini adalah milik Tuhan. Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, bahkan dari hal-hal paling sederhana sampai hal-hal paling mengagumkan. Dan juga hidup kita pun berasal dari Tuhan. Tuhan memberikan kita hikmat, talenta, skill, dan kemampuan. Semua itu pun berasal dari Tuhan,” kata Ev. Nathalia Christin Tampang, S.Th.
Dikatakan Ev. Nathalia, ketika kita tahu semua itu berasal dari Tuhan, maka kita pun menggunakannya seturut dengan kehendak Tuhan. “Kita tahu kita bisa karena Tuhan yang kasih kemampuan itu. Kita tahu kita punya kesempatan karena Tuhan memberikannya. Kita tahu kita punya kepintaran yang luar biasa itu juga bukan karena kita, tapi karena Tuhan. Karena kita tahu segala sesuatu berasal dari Tuhan,” sambungnya.
Pada bagian lain khotbahnya, Ev. Nathalia mengatakan, “Karena kita tahu segala sesuatu berasal dari Tuhan, kita pun menyadari kalau kita tidak mungkin mengambil 1 persen pun dari pencapaian itu untuk kepentingan diri kita. Karena ketika kita tahu semua itu berasal dari Tuhan, kita pun tahu bahwa segala sesuatu hanyalah untuk hormat dan kemuliaan Tuhan.”
Ketua Yayasan Eben Haezer Manado, Henry Wansaga, SH, M.Kn, saat menyampaikan sambutan mengatakan senang dan bangga atas pencapaian para siswa SMP Kristen Eben Haezer 1 Manado dan SD Kristen Eben Haezer 1 Manado.
“Kami ingin anak-anak di Eben Haezer juga terasah dengan kemampuannya melalui lomba-lomba yang ada. Dan kalau adik-adik semua bisa sampai ke Kuala Lumpur dan mendapatkan juara, merupakan suatu anugerah dan berkat dari Tuhan yang luar biasa,” ujar Henry Wansaga.

Di sela-sela sambutannya, Henry Wansaga menyampaikan terima kasih kepada ibunda Robert Olivier Liester, Susanna Liester-Liu, yang telah memberitahukan sekaligus memperkenalkan lomba matematika di luar negeri.
“Thank you, Ci Susan. Beliau (Susanna Liester-Liu, red) memperkenalkan kepada kami lomba-lomba yang ternyata bukan cuma plat merah (event yang digelar pemerintah, red), tapi ada plat lain-lain juga. Yang penting kami ingin anak-anak di Eben Haezer juga terasah kemampuannya melalui lomba-lomba yang ada. Nanti mudah-mudahan kita segera membuat satu kelas buat adik-adik sekalian, supaya adik-adik bisa mendapatkan atmosfer dan ekosistem yang berbeda dari matematika yang di kelas. Ke depan, kita juga membuat program-program yang lebih tajam lagi supaya betul-betul matematika ini jadi satu andalan baru.
Bagi Indonesia, itu sangat terkenal dengan basket dan choir juga. Kami tidak berhenti main basket, tidak berhenti choir, tapi matematika ini akademik. Jadi ini sudah wajiblah kita kembangkan,” kata Henry Wansaga.
Dia pun mengingatkan kepada para siswa akan moto Eben Haezer, yaitu takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. “Dengan prestasi yang dicapai, para siswa menjadi idola baru di sekolah. Tetap takut akan Tuhan dan rendah hati. Kami selalu mengingatkan kepada guru-guru bahwa perkembangan akademik anak-anak harus seiring dengan iman mereka. Di Alkitab mengatakan, percuma mendapatkan dunia tapi dia kehilangan jiwanya,” ujar Henry Wansaga.
Ketika dimintai tanggapannya terhadap acara syukur ini, Henry Wansaga merespons positif.
“Acara (acara syukur, red) ini sebagai ucapan syukur atas prestasi yang diraih oleh anak-anak. Ke depan, anak-anak dipersiapkan lebih baik lagi untuk mempersiapkan beberapa iven yang ada. Mereka akan dibimbing oleh guru-guru kita untuk bisa mencapai prestasi yang lebih baik lagi ke depannya. Kami menciptakan acara kekeluargaan yang bisa mengakrabkan kami dengan orangtua, sehingga tercipta jalinan yang baik, dan kami bisa berkomunikasi dengan baik untuk bersinergi demi berprestasi lebih lagi,” jelasnya.

Diketahui, SEAMO adalah Olimpiade Matematika Asia Tenggara. SEAMO merupakan kompetisi matematika tahunan yang menantang kreativitas siswa di Asia Tenggara. SEAMO diselenggarakan oleh Terry Chew Institute of Mathematical Olympiad (TCIMO).
Ibadah syukur yang dipandu Windy Makarawung, S.Pd ini turut dihadiri Bendahara Yayasan Eben Haezar Riczal Tjowasi, S.T, Wakil Bendahara Suandy Widyawono, SE, Bidang Pendidikan Dr. Lintje Kalangi, SE, ME, Ak, CA, Kepala Sekolah SMP Kristen Eben Haezer 1 Manado Hopny Ume, M.Pd, Guru Pembimbing Siswa Eben Haezer yang berkompetisi di SEAMO X 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, Seilin Rorong, M.Ed, para guru, dan orangtua siswa.
Acara itu diakhiri dengan foto bersama siswa, para guru, orangtua, dan keluarga. (axm)