PendidikanPolimdo

Polimdo dan Peneliti Swiss Dorong Produksi Gula Semut Berbasis Energi Surya di Minsel

Kolaborasi internasional dukung teknologi tepat guna berbasis photovoltaic untuk pertanian berkelanjutan.

MINSEL, radarmanadoonline.com — Upaya menggabungkan teknologi energi terbarukan dengan kearifan lokal diwujudkan melalui kunjungan tim Politeknik Negeri Manado (Polimdo) bersama peneliti asal Swiss ke Kelompok Tani Talaut Jaya, Desa Talaitad Utara, Kecamatan Suluun Tareran, Minahasa Selatan, Senin (21/4/2025).

Kunjungan ini merupakan bagian dari penelitian bertema “Penerapan Teknologi Tepat Guna Pembuatan Gula Semut dengan Integrasi Photovoltaic Untuk Mendukung Industri Pertanian Berkelanjutan” yang dipimpin oleh Melky K. E. Paendong, SE., MBA, dan melibatkan sejumlah akademisi dari Polimdo.

“Penelitian ini diketuai oleh Melky K. E. Paendong, SE., MBA yang bertujuan untuk mengembangkan metode pembuatan gula semut yang efisien dan ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi surya,” ujar Arief P. Kumaat, SE., MM, salah satu anggota tim peneliti.

Dalam kunjungan tersebut hadir pula peneliti asal Swiss, Basil Güntert, yang saat ini tengah menjalankan tugas di Indonesia melalui proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) — program kerja sama Pemerintah Swiss melalui SECO dan dilaksanakan oleh GFA Consulting Group. Berdasarkan profil publiknya, Güntert berasal dari ZHAW Zurich University of Applied Sciences dan memiliki fokus studi di bidang teknik lingkungan.

Tim peneliti Polimdo yang turut hadir meliputi I Gede Para Atamaja, Adelaida Joroh, Andreo Maryadi, Steiven Rumokoy, serta Selvie Mandang dari keterwakilan RESD Polimdo. Mereka juga berdialog dengan Ferry E. Pomantow selaku perwakilan kelompok tani setempat.

Petani di Minsel saat mengelola Gula Semut. (foto: barta1.com)

Apa Itu Teknologi Photovoltaic?

Photovoltaic (PV) adalah teknologi yang mengubah sinar matahari menjadi energi listrik menggunakan panel surya. Dalam konteks produksi gula semut, teknologi ini digunakan untuk menggantikan sumber energi konvensional seperti kayu bakar atau LPG yang lebih mahal dan kurang ramah lingkungan. Sistem PV memungkinkan pengeringan dan pemanasan bahan baku gula kelapa secara konsisten dan efisien, bahkan di daerah terpencil yang belum sepenuhnya terjangkau jaringan listrik.


Program riset ini merupakan bagian dari Katalisator Kemitraan Berdikari, inisiatif dari Direktorat Minat Saintek – Ditjen Sains dan Teknologi, Kemendikbudristek, bekerja sama dengan LPDP. Program ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi dan berbagai pemangku kepentingan daerah seperti pelaku industri, pemerintah lokal, dan komunitas masyarakat.

Dengan kolaborasi ini, Polimdo dan mitra internasional berharap dapat mewujudkan pertanian berbasis energi bersih yang dapat direplikasi di wilayah lain, serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat pedesaan melalui inovasi teknologi tepat guna. (ivn)

Bagaimana Pendapatmu?

Back to top button