Polimdo Bangun Citra Diri Mahasiswa Lewat Seminar Rohani “Jati diri dalam Kristus”

Manado – RadarManadoOnline.com — Politeknik Negeri Manado (Polimdo) menyelenggarakan seminar rohani bertema “Jatidiri dalam Kristus” di MGP Imperial Hall, Selasa (29/4/2025), sebagai bagian dari komitmen kampus dalam membentuk karakter mahasiswa yang kuat secara spiritual dan emosional.
Seminar ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa, serta menghadirkan Ps. Steven Agustinus, Founder of Quiver Center Academy Serpong, sebagai pembicara utama.
Dalam sambutannya, Direktur Polimdo, Dra. Mareyke Alelo, MBA, menekankan pentingnya mahasiswa mengenali jati dirinya di hadapan Tuhan. Ia menggambarkan bahwa banyak anak muda saat ini, bahkan dosen dan pegawai, yang mengalami krisis identitas akibat merasa tidak dicintai.
“Hari ini kita menikmati breakfast, lunch, dinner, serta bersafari bersama Tuhan Yesus. Kita tidak tahu jatidiri kita, tapi saat bersama dengan Pdt. Alfrets di kampus, kami menyadari betapa banyak anak-anak, bahkan dosen, pegawai, dan orang-orang yang lebih tua tidak tahu bahwa dirinya itu dicintai dan dikasihi,” kata Mareyke.
Ia menambahkan bahwa pengalaman ditolak oleh orang tua, lingkungan, atau masyarakat membuat banyak individu membenci dirinya sendiri. “Karena tidak tahu, banyak anak yang menolak akan dirinya, karena ditolak oleh orang tua, ditolak oleh lingkungan, dosennya, pegawai, masyarakat, kemudian dia menjadi anak yang membenci dirinya sendiri,” terangnya.
Mareyke juga menyoroti fenomena maraknya penggunaan produk kecantikan sebagai bentuk pencarian penerimaan diri. “Produk-produk skincare itu laku sekali, karena upaya membangun citra diri agar dicintai. Tapi ada seseorang, pemilik dunia ini, pemilik langit dan bumi, yang mengejarmu dengan kasih. Tuhan mengatakan: ‘Aku mencintaimu’,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan tentang bahaya ketergantungan cinta manusia yang berujung pada keputusasaan. “Sering kali anak-anak mengeluhkan cintanya terhadap seorang pria atau wanita. Bahkan ada yang sampai bunuh diri karena merasa tidak dicintai, lupa bahwa dirinya sesungguhnya dikasihi,” tutur Mareyke.
Dengan gaya santai, ia berpesan, “Berbahagialah karena dicintai. Kalau jatuh cinta, kita pasti bahagia. Kalau gelisah, itu jatuh tempo — jatuh tempo kredit, jatuh tempo harus bayar UKT, dan sebagainya,” ungkapnya disambut tawa peserta seminar.
Di akhir sambutannya, Mareyke mengutip refleksi dari kisah Injil. “Dari 12 murid, hanya satu yang mengatakan dirinya murid yang dicintai, yakni Yohanes. Yang lain tidak pernah mendeklarasikan bahwa mereka dicintai. Bahkan pada perjamuan, Yohanes berani bersandar pada dada Tuhan Yesus karena dia tahu dirinya dicintai,” pungkasnya.
Seminar ini turut dihadiri Wakil Direktur Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Polimdo, Juliet Makingung, SE, MSi, yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pembinaan karakter ini.
Dengan menghadirkan tema spiritualitas yang mendalam, Polimdo membuktikan konsistensinya dalam membangun mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat dalam identitas diri dan nilai-nilai kehidupan. (ivn)