Penyalur BBM ‘Siluman’ dari Bitung ke Sulteng, Pertamina OR VII Manado Tidak Tahu !
SULTENG- Praktik mafia BBM dari Bitung Sulawesi Utara diduga telah melebar hingga ke Sulawesi Tengah.
Hal ini terungkap dari hasil penelurusan beberapa personil dari Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sulawesi Tengah yang dikoordinasikan dengan pihak JMSI Sulawesi Utara di sela-sela rapat pimpinan JMSI Pusat di Jakarta 29-31Juli 2023.
Selain dokumen dan foto-foto saat penyaluran juga disertai video ditangan mereka.
Dari penelusuran tersebut BBM jenis solar ditenggarai dijual di Toli-Toli dengan melewati HET.
Parahnya, jika penjualan ini diperuntukan bagi pekerjaan jalan oleh BPJN Sulteng terkait dengan pekerjaan jalan di wikayah tersebut. Pekerjaan jalan tersebut ditebggarai memanfaatkan keuntungan juga dibalik pendistribusian BBM ke lokasi tersebut.
“Sederhana saja, jika di Bitung hanya 11 atau 12 ribu per liter itu tidaklah mungkin di sana hanya berkisar demikian. Bisa saja mencapai Rp 19 -sampai Rp 20 ribu per liter,” ungkap mereka.
Data yang ada, lanjut mereka, kalau industri sekarang ada 11.000/ liter full dokumen. “Yang paling murah 11 ribu tapi hanya khusus wilayah Bitung kalau sudah di luar Bitung naik sedikit karena ongkos operasi angkutan,” tambah mereka lagi.
Nah, jika dari Bitung ke lokasi, apalagi ke Toli-Toli contoh perhitungan solar yang di gunakan dan gaji sopir juga tentu berbeda. ” Sementara, non industri bermain di angka 10 ribuan,” ungkap mereka.
Diduga, pihak penyalur tersebut adalah PT SKL beralamat di Manembo-Nembo, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.
Namun menyusul merebaknya soal ini ternyata PT tersebut tiba-tiba sudah tidak ada, bak siluman.
“Sudah ditelusuri namun tidak ada PT tersebut. Cukup aneh juga,” kata Rahmat, salah satu warga di Manembo-Nembo kepada radarmanadoonline.com
Menurut dia, bisa saja ada namun tidak ada plang nama perusahan.
“Kemungkinan lain ini perusahan fiktif,” fandasnya.
Lantas apa kata pihak Pertaina Operation Regional VII Manado yang membawahi Depot Bitung ? Mereka sepertinya lepas tangan dan terkesan menutup diri.
Sindy, sekretaris di Pertamina Manado menolak memberi keterangan.
“Selamat siang, maaf kalau untuk soal ini saya kurang tahu pak. Boleh silahkan di cek di Pertamina Bitung saja,” kata Sindy.
“Ironis jika Pertamina tidak tahu seban paling bertanggungjawab, termasuk Hiswana Migas tentunya,” kata salah satu pegiat dari LSM Stephen L. (ram)